Skripsi tentang PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT (IQ) DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA



PENGARUH INTELLIGENCE QUOTIENT (IQ) DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014



Hari Noto Prasetyo1, Edi Irawan2, Nely Indra Meifiani3



1Prodi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Pacitan

2Prodi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Pacitan

3Prodi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Pacitan


Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Untuk mengetahui apakah Intelligence Quotient (IQ) berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa; (2) Untuk mengetahui apakah gaya belajar siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa; (3) Untuk mengetahui apakah interaksi antara Intelligence Quotien (IQ) dan gaya belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif dengan desain faktorial 3 × 3. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pacitan semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Pengambilan sampel penelitian adalah random sampling. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes prestasi belajar matematika, angket gaya belajar dan data dokumentasi tes IQ. Pengujian hipotesis menggunakan anava dua jalan sel tak sama, dengan taraf signifikansi 5%. Untuk melihat efek masing-masing variabel, dilakukan uji komparasi ganda dengan metode Scheffe . Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) IQ tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika. (2) Gaya belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika. Siswa gaya belajar tactual lebih baik prestasi belajarnya daripada siswa gaya belajar auditori. Siswa gaya belajar visual memiliki prestasi belajar sama dengan siswa gaya belajar auditori dan tactual. (3) Terdapat interaksi antara gaya belajar dengan IQ siswa terhadap prestasi belajar matematika. Hasil uji komparasi ganda menunjukkan, kelompok siswa gaya belajar auditori IQ tinggi lebih baik prestasinya daripada siswa gaya belajar auditori IQ rendah, kelompok siswa gaya belajar visual IQ rendah lebih baik prestasinya daripada siswa gaya belajar auditori IQ rendah dan kelompok siswa gaya belajar tactual IQ rendah lebih baik prestasinya daripada siswa gaya belajar auditori IQ rendah.

Kata Kunci: Intelligence Quotient (IQ), Gaya Belajar, Prestasi Belajar Matematika.

PENDAHULUAN
Masalah pendidikan, sesungguhnya telah banyak dibicarakan oleh para ahli pendidikan. Mereka menyadari bahwa masalah pendidikan adalah masalah yang sangat penting bagi manusia, karena pendidikan itu menyangkut kelangsungan hidup manusia. Manusia muda tidak cukup hanya tumbuh dan berkembang dengan dorongan instingnya saja, tetapi perlu bimbingan dan pengarahan dari luar dirinya (pendidikan) agar dia menjadi manusia sempurna. Jadi pendidikan itu memang perlu bagi manusia dan manusialah yang memerlukan pendidikan.
Secara formal, kegiatan belajar berlangsung di sekolah. Sekolah adalah tempat atau wadah anak untuk menuntut ilmu atau pengetahuan. Di sekolah anak mendapatkan berbagai cabang ilmu pengetahuan. Salah satu cabang yang memiliki peran penting adalah matematika. Matematika adalah mata pelajaran yang wajib diperoleh siswa. Selain itu juga matematika salah satu mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional (UN). Dalam kehidupan sehari-haripun matematika tidak bisa dipisahkan. Maka dari itulah mata pelajaran matematika sangatlah penting untuk dipelajari.
Mengingat bahwa mempelajari matematika sangat penting bagi siswa, maka guru harus memotivasi peserta didiknya agar  menyukai dan bersungguh-sungguh dalam belajar matematika. Tetapi siswa beranggapan bahwa matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dan membosankan. Hal ini menyebabkan  prestasi belajar matematika cenderung rendah. Salah satu sekolah yang memiliki prestasi matematika lebih rendah dari mata pelajaran yang lain adalah SMP Negeri 2 Pacitan. Terlihat dari data hasil UN siswa SMP Negeri 2 Pacitan dua tahun terakhir, nilai rata-rata UN mata pelajaran matematika mengalami penurunan dan lebih rendah dari mata pelajaran yang lain. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Rata-rata Hasil UN SMP N 2 Pacitan
No
Mata Pelajaran
Tahun
2011/2012
2012/2013
1
Bahasa Indonesia
8,55
7,92
2
Bahasa Inggris
6,39
6,12
3
Matematika
6,58
5,73
4
IPA
7,12
6,16
Terlihat dari tabel di atas, bahwa prestasi matematika siswa SMP Negeri 2 Pacitan masih rendah. Dari data tersebut kemungkinan terdapat faktor yang menyebabkan prestasi matematika siswa SMP Negeri 2 Pacitan rendah.
Rendahnya prestasi belajar matematika siswa dipengaruhi banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal siswa sendiri. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar di antaranya adalah perbedaan Intelligence Quotient (IQ) dan gaya belajar siswa. Dengan perbedaan dan rendahnya IQ siswa dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut.  Seperti yang dikatakan Henry Clay Lindgren (Tirtonegoro, 2006: 28) bahwa IQ seorang merupakan  academic aptitude”, yang berarti bahwa tingginya IQ seseorang merupakan syarat pokok berhasilnya studi orang tersebut. Maka dari itu tes IQ perlu dilakukan disetiap jenjang pendidikan. Salah satu sekolah di wilayah Pacitan yang sudah melakukan tes IQ adalah SMP Negeri 2 Pacitan. Tes IQ dilakukan setiap tahun pelajaran baru pada siswa kelas VII.
Selain IQ yang dimiliki siswa, prestasi belajar disebabkan juga gaya belajar siswa. Kemampuan seseorang memahami dan menyerap pelajaran pasti berbeda pada tingkatannya. Seperti halnya yang dikemukakan tentang IQ sebelumnya. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang lambat. Oleh karena itu, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Ada beberapa tipe gaya belajar yang bisa kita pelajari yaitu visual leaners, auditori leaners dan tactual leaners. Kebanyakan guru dalam mengajar dengan menggunakan metode konvensional. Hal ini menyebabkan siswa yang memiliki gaya belajar audiotory lebih cepat memahami dibandingkan siswa yang memiliki gaya belajar visual dan tactual (Uno, 2006: 181-182).
Tujuan penelitian berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka tujuan penelitian sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui apakah IQ berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa; (2) Untuk mengetahui apakah gaya belajar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa; (3) Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara IQ dan gaya belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa.
Kajian Teori
Uno (2006: 58) mendefinisikan Intelligence berarti kecerdasan yaitu sebuah istilah yang banyak digunakan para psikolog untuk orang awam untuk menyatakan orang itu cerdas atau memiliki kecerdasan tinggi apabila orang tersebut dapat dengan cepat dan berhasil menyelesaikan soal atau tugas-tugas dan masalah yang dihadapinya. Intelligence quotient (IQ) merupakan ukuran yang berkaitan dengan usia tingkat kecerdasan dan digambarkan sebagai 100 kali usia mental. Kata quotient berarti hasil dari membagi satu kuantitas dengan yang lain, dan definisi kecerdasan adalah kemampuan mental atau kecepatan pikiran. Maka dapat disimpulkan IQ adalah istilah alat untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang. Dengan adanya tes IQ dapat diketahui tingkat kecerdasaan setiap orang. Setiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Perbedaan itu dapat dilihat dari tingkah laku dan perbuatannya. Tirtonagoro (2006: 20-22) berpendapat bahwa adanya perbedaan kecerdasan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: faktor keturunan (hereditas) dan lingkungan (gizi dan pendidikan).
Tiap individu memiliki kekhasan sejak lahir dan diperkaya melalui pengalaman hidup. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap suatu informasi  sudah pasti berbeda tingkatannya. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat. Dari perbedaan tingkatan kemampuan seseorang untuk memahami itulah muncul gaya belajar siswa yang berbeda-beda. Mereka menempuh cara belajar yang lebih mudah dipahami dari pada mengikuti cara belajar orang lain (Abdul Halim, 2012: 149).
Gaya belajar menurut Slavin (2008:168) adalah orientasi untuk mendekati tugas-tugas belajar dan mengolah informasi dengan cara-cara tertentu. Apapun cara yang dipilih, perbedaan gaya belajar itu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Gaya belajar menurut slavin dibedakan menjadi tiga, yaitu: gaya belajar visual, auditori, tactual.
Gaya belajar visual (penglihatan) artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar siswa paham. Ciri-ciri siswa yang memiliki gaya belajar visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi secara visual sebelum ia memahaminya. Gaya belajar auditori adalah gaya belajar yang mengandalkan pendengaran untuk bisa memahami atau mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Gaya belajar tactual merupakan gaya belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh. Siswa tipe ini mempunyai keunikan dalam belajar selalu bergerak, aktivitas panca indera, dan menyentuh. Siswa ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kausal komparatif. Penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang menyelidiki kemungkinan pertautan sebab-akibat dengan cara melakukan pengamatan terhadap akibat yang ada dan kemudian mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu (Budiyono, 2003:109). Penelitian ini menggunakan desain faktorial 3 × 3.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Pacitan yang beralamatkan Jalan Ahmad Yani No. 31 Kecamatan Pacitan. Pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014, tepatnya pada
bulan Maret sampai dengan bulan Juli 2014.
Populasi dan Sampel Penelitian
Pada penelitian ini, populasi populasi yang digunakan adalah siswa kelas VIII SMPN 2 Pacitan pada tahun pelajaran 2013/2014, yang terdiri dari enam kelas, dengan jumlah total siswa 192. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling, yaitu pengambilan sampel dengan cara memilih secara acak berdasarkan kelas yang akan diteliti. Dari enam kelas pada kelas VIII SMP N 2 Pacitan dipilih tiga kelas secara random.
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi berupa data tentang hasil tes IQ siswa yang diperoleh dari tes IQ siwa pada saat kelas VII tahun pelajaran 2012/2013. Metode angket digunakan untuk mengumpulkan data mengenai gaya belajar siswa. Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai prestasi belajar matematika siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket untuk memperoleh data tentang gaya belajar siswa dan tes digunakan untuk memperoleh data tentang prestasi belajar matematika siswa.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik statistik dengan analisis variansi dua jalan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hipotesis pertama,  tidak ada pengaruh antara IQ yang dimiliki siswa terhadap prestasi belajar matematika, terlihat dari efek faktor B; Fobs < Fa atau 0,39 < 3,168 sehingga H0B diterima. Hal ini dapat diartikan perbedaan IQ siswa tidak memberikan pengaruh atau efek yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa.
Hipotesis kedua, ada pengaruh antara gaya belajar yang dimiliki siswa terhadap prestasi belajar matematika, terlihat dari efek faktor A; Fobs > Fa atau 3,83 > 3,168 sehingga H0A ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa gaya belajar siswa memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa. Dari hasil komparasi ganda antar baris diperoleh data, terdapat perbedaan rerata pada kategori µ2 vs µ3 . Dapat dilihat bahwa F2-3 > 2.FTabel = 9,4411 > 6,3365 serta dari rataan marginal antara gaya belajar auditori dengan gaya belajar tactual menunjukkan 56,8182 < 68. Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika siswa dengan gaya belajar tactual lebih baik daripada siswa dengan gaya belajar auditori.
Hipotesis ketiga, ada interaksi antara gaya belajar dengan IQ yang dimiliki siswa terhada prestasi belajar matematika, terlihat dari efek faktor AB; Fobs > Fa atau 10,78 > 2,543 sehingga H0AB ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa interaksi kedua variabel bebas memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa. Dari hasil komparasi ganda antar sel diperoleh data, terdapat perbedaan rerata kategori tertentu. Terlihat interaksi kategori µ21 vs µ23 H0 ditolak, karena F21-23 > 8.FTabel = 16,9384 < 16,922 serta dari rataan marginal antara gaya belajar auditori IQ tinggi dengan gaya belajar auditori IQ rendah menunjukkan 73,75 > 45,714. Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa dengan gaya belajar auditori IQ tinggi lebih baik prestasinya daripada siswa dengan gaya belajar auditori IQ rendah. Untuk kategori µ13 vs µ23 H0 ditolak, karena F13-23 > 8.FTabel = 20,5708 < 16,922 serta dari rataan marginal antara gaya belajar visual IQ rendah dengan gaya belajar auditori IQ rendah menunjukkan 70,5556 > 45,7143. Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa dengan gaya belajar visual IQ rendah lebih baik prestasinya daripada siswa dengan gaya belajar auditori IQ rendah. Untuk kategori µ23 vs µ33 H0 ditolak, karena F23-33 > 8.FTabel = 20,0939 < 16,922 serta dari rataan marginal antara gaya belajar auditori IQ rendah dengan gaya belajar tactual IQ rendah menunjukkan 45,7143 < 76,25. Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa dengan gaya belajar tactual IQ rendah lebih baik prestasinya daripada siswa dengan gaya belajar auditori IQ rendah.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1.    IQ tidak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pacitan.
2.    Gaya belajar siswa memberikan pengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pacitan. Siswa dengan gaya belajar tactual lebih baik prestasi belajarnya daripada siswa dengan gaya belajar auditori.  Siswa dengan gaya belajar visual memiliki prestasi belajar yang sama dengan siswa dengan gaya belajar auditori dan gaya belajar tactual.
3.    Ada interaksi antara IQ dan gaya belajar siswa yang berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pacitan. Siswa dengan gaya belajar auditori IQ tinggi lebih baik prestasinya daripada siswa dengan gaya belajar auditori IQ rendah, siswa dengan gaya belajar visual IQ rendah lebih baik prestasinya daripada siswa dengan gaya belajar auditori IQ rendah, siswa dengan gaya belajar tactual IQ rendah lebih baik prestasinya daripada siswa dengan gaya belajar auditori IQ rendah.
Saran
1.    Sebagai pendidik diharapkan selalu memperhatikan keaktifan siswa dalam mencapai prestasi belajar serta faktor-faktor penunjangnya.
2.    Senantiasa kepala sekolah mendorong guru untuk lebih memahami karakter-karakter yang dimiliki siswa, agar guru lebih tepat dalam pemilihan model pembelajaran yang diterapkan untuk meningkatkan prestasi siswa.
3.    Siswa diharapkan tidak hanya mampu menerima materi yang disampaikan guru melainkan dengan perbedaan faktor individu siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
4.    Para orang tua hendaknya selalu memperhatikan putra-putrinya dalam belajar serta berupaya menyediakan fasilitas belajar untuk menunjang proses belajar anak, sehingga diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajarnya.
5.    Penulis berharap bagi para peneliti atau calon peneliti untuk dapat meneruskan dan mengembangkan penelitian ini untuk variabel-variabel lain yang sejenis, sehingga mampu menambah wawasan dan pengetahuan guru yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim. 2012. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMPN 2 Secanggang Kabupaten Langkat. Artikel. (online). http://unimed-Article-23931-Abdul Halim_2. Di unduh pada tanggal 25 Maret 2014 pukul 15.34 WIB
Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS Press
Hamzah B Uno. 2006. Orientasi Baru dalam Psikologo Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Slavin, Robert E. 2008. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik Edisi Kedelapan. (Terjemahan Marianto Samosir). Boston: Pearson Education, Inc. (Buku asli diterbitkan tahun 2006)
Sutratinah Tirtonegoro. 2006. Anak Super Normal dan Program Pendidikannya. Jakarta: PT Bumi Aksara

No comments:

Post a Comment