FUNGSI BIAYA, FUNGSI PENERIMAAN, DAN ANALISIS PULANG-POKOK

BAB 2
FUNGSI BIAYA, FUNGSI PENERIMAAN, DAN ANALISIS PULANG-POKOK

A.    FUNGSI BIAYA DAN FUNGSI PENERIMAAN

Fungsi Biaya. Biaya total (total cost) yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan dalam operasi bisnisnya terdiri atas biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Sesuai dengan namanya, sifat biaya tetap adalah tidak tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan. Berapa unitpun barang yang dihasilkan, jumlah biaya tetap dalam jangka pendek senantiasa tidak berubah. Secara matematis, biaya tetap bukan merupakan fungsi dari jumlah yang dihasilkan; ia merupakan sebuah konstanta, dan kurvanya berupa sebuah garis lurus sejajar sumbu jumlah. Sebaliknya, biaya variabel tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah barang yang dihasilkan semakin besar pula biaya variabelnya. Secara matematis, biaya variabel merupakan fungsi dari jumlah barang yang dihasilkan, kurvanya berupa sebuah garis lurus bergradien positif dan bermula dari titik pangkal.

Biaya tetap ( ), biaya variabel ( ), dan biaya total ( ) dapat dirumuskan sebagai berikut:



 


Keterangan

      :  biaya tetap

      :  biaya variabel

      :  biaya total

        :  konstanta

        :  gradien kurva  dan kurva






 

 pada sumbu horisontal melambangkan jumlah (quantity) barang, adapun  pada sumbu vertikal melambangkan biaya (cost).




Contoh 1:

Biaya tetap yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan sebesar Rp 20.000,- sedangkan biaya variabelnya ditunjukkan oleh persamaan . Tunjukkan persamaan dan kurva biaya totalnya! Berapa biaya total yang dikeluarkan jika perusahaan tersebut memproduksi 500 unit barang?
Jawab:

















 

 



Contoh 2:

Biaya tetap yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan sebesar
Rp 10.000.000,- sedangkan biaya variabelnya ditunjukkan oleh persamaan
. Bagaimana persamaan dan kurva biaya totalnya! Berapa biaya totalnya jika perusahaan tersebut memproduksi 1.000 unit barang?
Jawab:



















Fungsi Penerimaan.Penerimaan sebuah perusahaan dari hasil penjualan barangnya merupakan fungsi dari jumlah barang yang terjual atau dihasilkan. Semakin banyak barang yang diproduksi dan terjual semakin besar pula penerimaannya. Penerimaan total (total revenue) adalah hasil kali jumlah barang yang terjual dengan harga jual per unit barang tersebut. Secara grafis, kurva penerimaan bergradien positif dan bermula dari titik pangkal.

Keterangan

        :  jumlah barang

        :  harga barang

Dalam menganalisis penerimaan, selalu dianggap bahwa perusahaan senantiasa berhasil menjual setiap barang yang dihasilkannya. Dengan demikian,  bukan saja melambangkan jumlah barang yang dihasilkan, tetapi juga melambangkan jumlah barang yang terjual.


Contoh 3:

Harga jual produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan Rp 200,- per unit. Tunjukkan persamaan dan kurva penerimaan total perusahaan ini. Berapa besar penerimaannya bila terjual barang sebanyak 350 unit?
Jawab:





Jadi fungsi penerimaan totalnya adalah  dan bila terjual sebanyak 350 unit maka penerimaannya sebesar
Rp 70.000




Contoh 4:

Harga jual produk tusuk gigi adalah Rp 25,- per unit. Cari persamaan penerimaan total perusahaan ini. Berapa total penerimaannya jika tusuk gigi yang terjual sebanyak 1.000.000 unit?
Jawab:



Jika  maka



Jadi, fungsi penerimaan totalnya adalah  dan jika barang yang terjual sebanyak 1.000.000 unit maka penerimaannya sebesar Rp 25.000.000

B.    ANALISIS PULANG-POKOK

Penerimaan dan biaya merupakan variabel-variabel penting untuk mengetahui kondisi bisnis suatu perusahaan. Dengan diketahuinya penerimaan total ( ) yang diperoleh dan biaya total ( ) yang dikeluarkan, dapatlah dianalisis apakah perusahaan mendapat keuntungan ataukah mengalami kerugian. Keuntungan (profit positif, ) akan didapat apabila , secara grafik hal ini terlihat pada daerah dimana kurva  terletak di atas kurva . Sebaliknya, kerugian (profit negatif, ) akan dialami apabila , pada daerah dimana kurva  terletak di bawah kurva .

Konsep yang lebih penting berkenaan dengan  dan  adalah konsep “pulang-pokok” (break-even), yaitu suatu konsep yang digunakan untuk menganalisis jumlah minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Keadaan pulang-pokok (profit nol, ) terjadi apabila ; perusahaan tidak memperoleh keuntungan tetapi juga tidak mengalami kerugian (impas). Secara grafik hal ini ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva  dan kurva .



 

















Keterangan

        :  jumlah produk

     :  penerimaan total

      :  biaya total

        :  profit total  ( )

   :  titik pulang-pokok (break-even point)

 

 mencerminkan posisi tingkat produksi/penjualan pulang-pokok. Daerah di sebelah kanan merupakan daerah keuntungan ( ), sedangkan di sebelah kiri  merupakan area kerugian ( ).

 



Contoh 5:

Andaikan biaya total yang dikeluarkan perusahaan ditunjukkan oleh persamaan  dan penerimaan totalnya . Pada tingkat produksi berapa unit perusahaan ini berada dalam posisi pulang-pokok? Apa yang terjadi jika ia berproduksi sebanyak 300 unit?
Jawab:
Pulang-pokok terjadi jika
maka




Jika  maka


dan



Akibatnya



Jadi, posisi pulang-pokok terjadi pada tingkat produksi 200 unit.
Pada tingkat produksi 300 unit, perusahaan memperoleh keuntungan sebesar 10.000.

C.     LATIHAN SOAL


1.      Biaya tetap dalam perusahaan pembuat sepatu adalah Rp 2.000.000,00. Sedangkan biaya variabelnya Rp 50.000,00 per pasang sepatu.
a.       Tentukan fungsi biaya totalnya!
b.      Jika bulan ini perusahaan akan memproduksi 1000 pasang sepatu, berapa biaya yang dibutuhkan perusahaan?

2.      Untuk memproduksi 100 TV, PT Sharp memerlukan biaya
Rp 75.500.000,00. Sedangkan untuk memproduksi 300 TV, diperlukan biaya RP 225.500.000,00.
a.       Tentukan fungsi biaya tetap (FC) dan fungsi biaya variabelnya (VC).
b.      Tentukan fungsi biaya total (TC) untuk masalah di atas!

3.      Pak Joko memproduksi roti yang dijual seharga Rp 1.500,00 per buah. Jika bulan ini pendapatan yang diterima sebesar Rp 750.000,00 maka berapakah banyak roti yang berhasil diproduksi pak Joko?

4.      PT Yamaha memproduksi 200 sepeda motor dan memperoleh pendapatan sebesar Rp 4.400.000.000.
a.       Tentukan harga sepeda motor per unitnya!
b.      Tentukan fungsi penerimaannya!


5.      Biaya tetap yang dikeluarkan seorang produsen boneka sebesar
Rp 25.000.000,00 dengan biaya variabel Rp 50.000,00 per unit. Harga boneka Rp 75.000,00 per unit. Agar terjadi break-even point maka banyak boneka yang harus terjual adalah ...

6.      Produsen sepatu menjual sepatu dengan harga jual Rp 120.000,00 per pasang. Biaya tetap yang dikeluarkan produsen tersebut
Rp 14.000.000,00 dan biaya variabel Rp 40.000,00 per pasang. Banyaknya sepatu yang terjual agar tercapai titik pulang-pokok (break-even point) adalah ... pasang.

7.      Biaya tetap produksi kain adalah Rp 450.000,00. Biaya variabel
Rp 1.500,00 per meternya dan barang tersebut dijual dengan harga
Rp 2.500,00 per meternya. Berapa meter kain harus diproduksi untuk mencapai pulang-pokok?


1 comment: