Materi Geometri Analitik (KONKRUENSI SEGITIGA)

BAB III
KONKRUENSI SEGITIGA

PENDAHULUAN
Pada kondisional jika p maka q, disebut anteseden dan q disebut konsekuen. Tabel kebenaran dari kondisional ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

p                                             q                                             pq
B                                             B                                             B
B                                             S                                              S
S                                              B                                             B
S                                              S                                              B

Jadi kalau p bernilai benar dan p q bernilai benar maka dapat dipastikan bahwa q juga bernilai benar. Dalam geomerti hal ini selanjutnya ditetapkan sebagai aksioma.

Aksioma
Jika diketahui bahwa pq benar serta p benar maka q benar
Penggunaan dalam geometri misalnya
Jika suatu segitiga samakaki maka sudut-sudut alasnya konkruen.
Diketahui ABC samakaki dengan sudut alasnya ∠ B  dan ∠ C maka dapat disimpulkan bahwa ∠ B ≅ ∠ C


TEOREMA-TEOREMA SEDERHANA
a.     Teorema Kenkruensi Sudut Siku-siku
Jika dua sudut masing-masing sudut siku-siku maka mereka konkruen dan ∠ PQR siku-siku. Maksud dari teorema ini jika diketahui ∠ ABC siku siku dan ∠ PQR siku-siku maka ∠ ABC ≅ ∠ PQR
     
A                                                                                                             P

  

B                                             C             R                                             Q

Bukti:
Diketahui ∠ ABC siku-siku maka menurut definisi m ∠ABC=900
Demikian pula diketahui  ∠PQR siku-siku maka m ∠PQR=900
Menggunakan sifat simetris karena m ∠PQR = 90 0 maka 900= ∠PQR
Karena m ∠ABC = 900 dan 90 = m ∠PQR menurut sifar transitif relasi “=” maka m ∠ABC =m ∠PQR, sehingga menurut definisi konkruensi sudut disimpulkan ∠ ABC ≅ ∠ PQR

b.    Teorema Konkruensi Sudut Lurus
Jika dua sudut adalah lurus maka mereka konkruen
Misalnya,  ∠A sudut lurus dan ∠B sudut lurus maka∠ A ≅ ∠B

c.     Teorema Sudut Beruplemen
Jika dua sudut masing-masing bersuplemen dengan suatu sudut (yang sama) maka mereka konkruen
Maksud dari teorema ini adalah jika ∠ A bersuplemen dengan ∠P dan ∠B bersuplemen dengan∠ P maka ∠A ≅ ∠ B
d.    Teorema Sudut Berkomplemen
Jika dua sudut masing-masing berkomplemen dengan suatu sudut yang sama maka mereka konkruen

e.     Teorema 5
Jika dia sudut masing-masing merupakan suplemen dari dua sudut yang konkruen maka mereka konkruen
Misalnya;      ∠A bersuplemen dengan ∠P
                                ∠ B bersuplemen dengan ∠Q serta ∠ P  ∠Q
Maka  ∠A   ∠ B

f.      Teorema 6
Jika dua sudut masing-maasing berkomplemen dengan sudut-sudut yang konkruen maka mereka konkruen.
Berikut ini akan dibicarakan tentang sudut-sudut bertolak belakang. Sebelumnya didefinisikan dulu tentang sinar-sinar berlawanan sebagai berikut:

Definisi
Sinar-sinar berlawanan adalah dua sinar yang berbeda pada garis yang sama dan bersekutu di titik pangkalnya.

                                          .
          C                             A                             B

AB dan AC adalah sinar berlawanan
Selanjutnya sudut lurus dapat dinyatakan seperti definisikan berikut ini

Definisi
Sudut lurus adalah sudut yang kaki-kakinya merupakan sinar-sinar berlawanan.

Definisi
Sudut – sudut bertolak belakangan adalah dua sudut sedemikian sehingga kaki-kaki sudut yang satu merupakan sinar – sinar berlawanan dengan kaki-kaki sudut kedua.



                          A                                                             D
                                                          3
                                          1                             2
                                                          B
                          C                                                             E

g.     Teorema Sudut Bertolak Belakang
Jika dua sudut bertolak belakang maka mereka konkruen
Maksudnya ∠1 dan ∠2 adalah sudut – sudut bertolak belakang maka ∠ 1 ≅ ∠ 2
Bukti
Perhatikan gambar di atas.

Diketahui ∠1 dan ∠ 2 bertolak belakang, maka menurut definisi BA dan BE sinar – sinar berlawana . Karena itu menurut definisi  sudut lurus berarti ∠ABE adalah sudut lurus, sehinggan m∠ ABE =180.Menurut definisi jumlah sudut
M∠2+  m∠ 3 =m ∠ABE ,karena m ∠ABE =180 maka m ∠2 + m∠3=180.
Menurut definisi sudut bersuplemen maka ∠2 dan ∠3 bersuplemen . Dengan cara serupa menurut definisi BC dab BD sinar – sinar berlawanan . Karena itu menurut definisi sudut harus berarti ∠CBD adalah sudut lurus , sehingga m∠ CBD=180.
Menurut definisi jumlah m ∠1 + m ∠3 = ∠CBD, karena  m ∠CBD =180 maka m∠ 1 + m∠ 3 =180. Menurut definisi sudut bersuplemen maka ∠1 dan ∠3 bersuplemen. Karena itu ∠1 dan ∠3 bersuplemen dan ∠2 dan∠ 3 juga bersuplemen menurut teorema sudut bersuplemen ∠ 1 ≅ ∠2.
          Teorema berikut ini teorema yang menyangkut bilangan real, penggunaanya dalam geometri tentu saja yang berhubungan dengan ukuran baik ukuran sudut maupun ukuran segmen.

h.    Teorema 8
Untuk a,b,x dan y bilangan real ,jika a = x ,b = y dan x = y maka a = b
Bukti
Diketahui a = x dan x = y menggunakan sifat transitif relasi sama dengan di dapat a = y. Diketahui juga b = y menurut sifat simetri maka y = x .Selanjutnya dari a = y dan y = x menggunakan sifat transitif didapat a = b.

Dalam terapannya teorema ini dibagi dua teorema yaitu teorema konkruensi segmen atau ruas garis dan teorema konkruensi sudut seperti berikut ini.

i.      Teorema Konkruensi Segmen
Jika dua segmen masing – masing konkruen dengan segmen – segmen yang konkruen maka mereka konkruen.
Misalnyal AB ≅ PQ ,CD ≅ RS ,dan PQ ≅ RS maka AB ≅ CD

j.      Teorema Konkruensi Sudut
Jika dua susut masing – masing konkruen dengan sudut – sudut yang konkruen maka mereka konkruen
Misalnya ∠A ≅ ∠P , ∠B ≅ ∠Q serta ∠P ≅ ∠Q maka ∠A ≅ ∠B


SEGITIGA KONKRUEN
Poligon
Suatu poligon adalah gabungan dari himpunan titik P1,P2,P3,....,Pn dan ruas garis –ruas garis P1P2 , P2P3 , P3P4.......Pn-1Pn ,sehingga jika dua ruas garis berpotongan maka titik potongnya adalah satu dari titik – titik P1,P2,P3.....Pn dan bukan titik yang lain .






Titik – titik P1,P2,P3.....Pn masing – masing disebut titik sudut . Ruas garis – ruas garis disebut sisi- sisi poligon dan P1,P2,P3.....Pn disebut sudut – sudut poligon.

Korespondensi pada poligon
Jika dua poligon mempunyai jumlah titik sudut yang sama maka dapat diadakan korespondensi satu – satu antara titik sudut – titik sudutnya. Misalnya poligon ABCD dan poligon PQRS dapat diadakan korespondensi satu – satu seperti berikut ini :
ABCDE PQRST atau ABCDE RSTPQ
ABCDE TPQRS dan sebagainya
Jika ABCDE berkorespondensi  dengan PQRST berarti
∠A ∠P , ∠B ∠Q dan seterusnya
AB PQ ,CD RS dan seterusnya

Definisi
Sudut – sudut koresponding dari dua poligon adalah dua sudut yang titik titik sudutnya merupakan pasangan dalam korespondensi antara titik – titik sudut kedua poligon .
Definisi
Sisi – sisi koresponding dari dua poligon antara dua sisi yang titik – titik ujungya merupakan pasangan elemen yang berkorespondensi dalam korespondensi antara titik – titik sudut kedua poligon.

Poligon konkruen
Dua poligon dikatakan konkruen jika terdapat korespondensi satu – satu antara titik – titik sudutnya sehingga semua sisi korespondingnya konkruen dan semua sudut korespondingnya konkruen
Jadi jika ABCD konkruen dengan PQRS ditulis ABCD PQRS maka
AB ≅ PQ , CD ≅ RS , BC ≅ QR dan AD ≅ PS serta
∠A ≅ ∠P,  ∠B ≅ ∠Q , ∠C ≅ ∠R , ∠D ≅ ∠S dan sebalinya

Konkruensi Segitiga
Segitiga adalah segitiga yang mempunyai tiga sisi
Khusus untuk segitiga konkruensi dua segitiga dinyatakan oleh aksioma sisi sudut sudut berikut ini,
Aksioma S-SD-S
Dua segitiga dikatakan konkruen jika terdapat korespondensi satu – satu antara titik – titik sudutnya sehingga dua sisi dan sudut apitnya dari segitiga pertama konkruen dengan bagian – bagian korespondingnya pada segitiga kedua.

Aksioma SD-S-SD
Dua segitiga dikatakan konkruen jika terdapat korespondensi satu – satu antara titik – titik sudutnya sehingga dua sisi dan sisi yang memuat sudut itu pada segitiga pertama konkruen dengan bagian – bagian korespondingnya pada segitiga kedua.



No comments:

Post a Comment