MAKALAH tentang GAS HELIUM

Haiiiii sobat
saya akan berbagi tentang GAS HELIUM............ Yak tepat sekali sobat!!!! gas yang digunakan abang penjual balon atau sobat pernah nonton film UP yang rumah diterbankan balon, tapi  bukan itu yang akan aku bahas melainkan pengertian GAS HELIUM secara ilmiah. Berikut ada contoh MAKALAH tentang GAS HELIUM.
Selamat Membaca dan semoga bermanfaat...............

BAB I
Pendahuluan

A.  Latar Belakang
Hingga saat ini, unsur-unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B (golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia. Dalam kehidupan sehari-hari, unsur-unsur kimia banyak membantu kita dalam melaksanakan kegiatan. Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa unsur kimia memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut.

Unsur-unsur yang termasuk golongan VIII disebut gas mulia karena bersifat inert. Sifat ini disebabkan konfigurasi elektronnya yang memiliki elektron terluar sebanyak 8 elektron. Unsur-unsur gas mulia termasuk blok p dan beranggotakan 6 unsur yaitu, He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn. Helium (He) termasuk  unsur kimia yang tak berwarna, tak berbau, tak berasa, tak beracun, hampir inert, monatomik, dan merupakan unsur pertama pada seri gas mulia dalam tabel periodik dan memiliki nomor atom 2.

B.  Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan:
a.    Memenuhi tugas mata kuliah Kimia Dasar II.
b.    Untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang unsur Helium (He) dalam kehidupan sehari – hari.
c.    Dengan adanya makalah kimia unsur ini diharapkan dapat bermanfaat bagi yang membaca khususnya dan semua pihak pada umumnya.



BAB II
Kajian Materi

A.  Helium
Helium adalah unsur kimia dengan nomor atom 2 dan massa atom 4,0026. Unsur bukan logam, tetapi merupakan gas dengan titik beku -272,2° Celcius dan titik didih 268,9 ° Celcisus. Ditemukan pada tahun 1868 oleh P. Janssen dari spectrogram matahari yang diambil pada saat gerhana. Helium banyak bersumber dari alam, tersebar luas di bumi., meskipun umumnya berjumlah kecil. Dapat diperoleh dari gas alam dan banyak logam radioaktif. Penggunaan helium untuk menggelembungkan balon, kromatografi, pengobatan terhadap penyakit pernapasan tertentu, serta sebagai campuran dalam udara buatan untuk astronot dan penyelam. Dalam bentuk cair digunakan sebagai superkonduktor. Symbol kimia untuk helium ini adalah He.
Helium (He) termasuk  unsur kimia yang tak berwarna, tak berbau, tak berasa, tak beracun, hampir inert, monatomik, dan merupakan unsur pertama pada seri gas mulia dalam tabel periodik dan memiliki nomor atom 2. Di Mars hanya sedikit Helium. Titik didih dan titik leburnya merupakan yang terendah dari unsur-unsur lain dan ia hanya ada dalam bentuk gas kecuali dalam kondisi "ekstrem". Kondisi ekstrem juga diperlukan untuk menciptakan sedikit senyawa helium, yang semuanya tidak stabil pada suhu dan tekanan standar. Helium memiliki isotop stabil kedua yang langka yang disebut helium-3. Sifat dari cairan varitas helium-4; helium I dan helium II; penting bagi para periset yang mempelajari mekanika kuantum (khususnya dalam fenomena superfluiditas) dan bagi mereka yang mencari efek mendekati suhu nol absolut yang dimiliki benda (seperti superkonduktivitas).
Helium adalah unsur kedua terbanyak dan teringan di jagad raya dan salah satu unsur yang diciptakan pada saat nukleosintesis Big Bang. Dalam Jagad Raya modern hampir seluruh helium baru diciptakan dalam proses fusi nuklir hidrogen di dalam bintang. Di Bumi, unsur ini diciptakan oleh peluruhan radioaktif dari unsur yang lebih berat (partikel alfa adalah nukleus helium). Setelah penciptaannya, sebagian darinya terkandung di udara (gas alami) dalam konsentrasi sampai 7% volume. Helium dimurnikan dari udara oleh proses pemisahan suhu rendah yang disebut distilasi fraksional.

B.  Sejarah Helium
(Yunani helios= matahari). Janssen menemukan bukti keberadaan helium pada saat gerhana matahari total tahun 1868 ketika dia mendeteksi sebuah garis baru di spektrum sinar matahari. Lockyer dan Frankland menyarankan pemberian nama helium untuk unsur baru tersebut. Pada tahun 1895, Ramsay menemukan helium di mineral cleveite uranium. Pada saat yang bersamaan kimiawan Swedia Cleve dan Langlet menemukan helium di cleveite. Rutherford dan Roys pada tahun 1907 menunjukkan bahwa partikel-partikel alpha tidak lain adalah nukleus helium.
Pada 1868, astronom Perancis Pierre Jules César Janssen mendeteksi pertama kali helium sebagai signatur garis spektral kuning yang tak diketahui dari cahaya dari gerhana matahari. Sejak itu kandungan helium besar banyak ditemukan di ladang gas alam di Amerika Serikat, yang merupakan penyedia gas terbesar. Helium digunakan dalam kriogenik, sistem pernafasan laut dalam, untuk mendinginkan magnet superkonduktor, dalam "penanggalan helium", untuk pengembangan balon, untuk mengangkat kapal udara dan sebagai gas pelindung untuk penggunaan industri (seperti "pengelasan busar") dan penumbuhan wafer silikon). Menghirup sejumlah kecil gas ini akan menyebabkan perubahan sementara kualitas suara seseorang.
C.  Sifat-sifat Gas Helium
a.    Sifat Fisika
Sifat Keperiodikan
He
Nomor atom
2
Elektron valensi
1s2
Jari-jari atom
0,93
Energi ionisasi (kJ/mol)
2.640
Densitas (kg/m3)
0,18
Titik didih ( )
-268,6
Titik leleh ( )
-272
Afinitas elektron (kJ/mol)
48

b.    Sifat Kimia
·      Sukar bereaksi (bersifat inert) karena konfigurasi elektronnya stabil.
·      Sedikit larut dalam air.
Helium memiliki titik lebur paling rendah di antara unsur-unsur dan banyak digunakan dalam riset suhu rendah (cyrogenic) karena titik leburnya dekat dengan 0 derajat Kelvin. Juga, unsur ini sangat vital untuk penelitian superkonduktor.
Dengan menggunakan helium cair, Kurti dkk. beserta yang lainnya telah berhasil mencapai suhu beberapa mikrokelvin dengan proses adiabatic demagnitization nukleus tembaga.
Helium memiliki sifat-sifat unik lainnya, yaitu sebagai satu-satunya benda cair yang tidak bisa diubah bentuknya menjadi benda padat hanya dengan menurunkan suhu. Unsur ini tetap dalam bentuknya yang cair sampai 0 derajat Kelvin pada tekanan normal, tetapi akan segera berbentuk padat jika tekanan udara dinaikkan. 3He dan 4He dalam bentuk padat sangat menarik karena keduanya dapat berubah volume sampai 30% dengan cara memberikan tekanan udara.
Specifikasi panas helium sangat tinggi. Berat jenis gas helium pada titik didih normal juga sangat tinggi. Molekul-molekul gasnya mengembang dengan cepat ketika dipanaskan ke suhu ruangan. Sebuah bejana yang diisi dengan gas helium pada 5 dan 10 Kelvin harus diperlakukan seakan-akan berisikan helium cair karena perubahan tekanan yang tinggi yang berasal dari pemanasan gas ke suhu ruangan.
Secara normal, helium memiliki 0 valensi, tapi ia juga memiliki tendensi untuk menggabungkan diri dengan unsur-unsur lainnya. Cara membuat helium difluorida telah dipelajari dan senyawa HeNe dan ion-ion He+ dan He+ + juga telah diteliti.
D.  Isotop-isotop helium
Ada 7 isotop helium yang diketahui: helium cair (He-4) yang muncul dalam dua bentuk: He-4I dan He-4II dengan titik transisi pada 2.174K. He-4I (di atas suhu ini) adalah cair, tetapi He-4II (di bawah suhu tersebut) sangat berbeda dari bahan-bahan kimia lainnya. Helium mengembang ketika didinginkan, konduktivitas kalornya sangat tinggi, dan konduksi panas atau viskositasnya tidak menuruti peraturan-peraturan biasanya.

E.  Kegunaan
·         Sebagai gas mulia tameng untuk mengelas
·         Sebagai gas pelindung dalam menumbuhkan kristal-kristal silikon dan germanium dan dalam memproduksi titanium dan zirconium
·         Sebagai agen pendingin untuk reaktor nuklir
·         Sebagai gas yang digunakan di lorong angin (wind tunnels)
Campuran helium dan oksigen digunakan sebagai udara buatan untuk para penyelam dan para pekerja lainnya yang bekerja di bawah tekanan udara tinggi. Perbandingan antara He dan O2 yang berbeda-beda digunakan untuk kedalaman penyelam yang berbeda-beda.
Helium sangat banyak digunakan untuk mengisi balon ketimbang hidrogen yang lebih berbahaya. Salah satu kegunaan helium yang lain adalah untuk menekan bahan bakar cair roket. Roket Saturn, seperti yang digunakan pada misi-misi Apollo, memerlukan sekitar 13 juta kaki kubik He.
Helium cair yang digunakan di Magnetic Resonance Imaging (MRI) tetap bertambah jumlahnya, sejalan dengan ditemukannya banyak kegunaan mesin ini di bidang kesehatan.

F.   Dampak gas helium
Jika kita menghirup sejumlah kecil gas helium akan menyebabkan perubahan sementara kualitas suara seseorang

G. Ekstraksi helium dari gas alam
Di alam, gas mulia berada dalam bentuk monoatomik karena bersifat tidak reaktif. Oleh karena itu, ekstraksi gas mulia umumnya menggunakan pemisahan secara fisis.
Gas alam mengandung hidrokarbon dan zat seperti CO2, uap air, Helium dan pengotor lainnya. Untuk mengekstraksi helium dari gas alam digunakan proses pengembunan (liquiefaction).
Pada tahap awal, CO2 dan uap air terlebih dahulu dipisahkan, hal ini dikarenakan pada proses pengembunan CO2 dan uap air dapat membentuk padatan yang menyebabkan penyumbatan pipa. Kemudian gas alam diembunkan pada suhu di bawah suhu pengembunan hidrokarbon tetapi di atas suhu pengembunan gas helium. Dengan demikian, diperoleh produk berupa campuran gas yang mengandung ± 50% He, N2, dan pengotor lainnya. Selanjutnya, helium dimurnikan dengan proses sebagai berikut :
a.         Proses kriogenik (menghasilkan dingin)
Campuran gas diberi lalu didinginkan dengan cepat agar N2 mengembun sehingga dapat dipisahkan. Sisa campuran dapat dilewatkan melalui arang teraktivasi yang akan menyerap pengotor sehingga diperoleh helium yang sangat murni.

b.        Proses absorbsi
Campuran gas dilewatkan melalui bahan penyerap (absorbent bed) yang secara selektif menyerap pengotor. Proses ini menghasilkan helium dengan kemurnian 99,997% atau lebih.


BAB III
PENUTUP

            Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

            Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan - kesempatan berikutnya.

            Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

A.  Kesimpulan
1.    Helium termasuk gas mulia.
2.    Helium adalah unsur ke-2 terbanyak dan teringan di jagad raya ini.
3.    Helium sebagai campuran dengan oksigen sebagai udara buatan untuk astronot dan penyelam.
4.    Titik lebur helium paling terendah di banding unsur lain hampir mencapai 0oK.
5.    Helium termasuk gas yang tidak berbahaya.

B.  Saran
       Unsur-unsur kimia yang ada di jagad raya ini begitu banyak dan beraneka ragam, serta memiliki sifat-sifat yang berbeda pula. Dan kita sebagai generasi muda dan masyarakat pada umumnya, mari kita manfaatkan sebaik-baiknya.




DAFTAR PUSTAKA
Petrucci, Ralph E. 1982. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Ke-4. Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

No comments:

Post a Comment