Metode Belajar Think Pair Share (TPS)

Metode pembelajaran kooperatif tipe TPS dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawan dari Universitas Maryland yang mampu mengubah asumsi bahwa metode resitasi (penugasan) dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompok kelas secara keseluruhan. Metode TPS memberi waktu kepada para peserta didik untuk berpikir dan merespon serta saling membantu.
Metode pembelajaran TPS merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik. TPS menghendaki peserta didik bekerja saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada penghargaan individual (Ibrahim dalam Puspita; 2012).
Metode pembelajaran TPS digunakan untuk mengajarkan isi akademik atau untuk mengecek pemahaman peserta didik terhadap isi tertentu. Guru memberi informasi yang mendasar saja, sebagai dasar pijakan bagi peserta didik dalam mencari dan menemukan sendiri informasi lainnya. Guru juga dapat menjelaskan materi dengan mengkaitkannya dengan pengalaman dan pengetahuan peserta didik sehingga memudahkan mereka menanggapi dan memahami pengalaman baru bahkan membuat peserta didik mudah dalam memusatkan perhatian. Karenanya guru sangat perlu memperhatikan pengalaman dan pengetahuan peserta didik yang didapatinya dalam kehidupan sehari-hari.
Sintaks penerapan TPS menurut Arends (Trianto dalam Puspita; 2012), sebagai berikut:
a.       Langkah I: berpikir (Thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri jawaban atau masalah.
b.      Langkah II: berpasangan (Pairing)
Selanjutnya guru meminta siswa berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi.
c.       Langkah III : berbagi (Sharing)
Guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruh kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif sampai sekitar sebagaian pasangan mendapatkan kesempatan untuk melaporkan
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada metode pembelajaran TPS adalah sebagai berikut:
a.       Guru menyampaikan inti materi
b.      Guru mengajukan pertanyaan berupa LKS yang diberikan oleh siswa.
c.       Guru memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir tentang pertanyaan yang di ajukan.
d.      Siswa berdiskusi dengan teman sebelahnya tentang materi atas permasalahan yang disampaikan guru.
e.       Guru memimpin pleno dan tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
f.       Atas dasar hasil diskusi, guru mengarahkan pembicaraan pada materi atau permasalahan yang belum diungkap siswa.

Dengan model pembelajaran TPS ini, diharapkan siswa akan terbiasa untuk bekerjasama dengan orang lain dalam memecahkan masalah. Namun tidak berarti siswa akan menggantungkan diri pada teman sekelompoknya. Setiap siswa mempunyai tanggungjawab sendiri untuk menyelesaikan permasalahan kelompok mereka yaitu pada fase berpikir secara individual (fase think). Kemudian siswa membicarakan dan mendiskusikan masalah tersebut dengan pasangannya dalam satu kelompok. Mereka dapat memadukan strategi yang mereka gunakan pada saat mereka bekerja individual dan mendapatkan strategi terbaik dalam masing-masing kelompok, sehingga penyelesaian masalah pun diperoleh (fase pair). Setelah itu siswa diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka.

No comments:

Post a Comment