Teori Belajar dari Perspektif
Kognitif
Tidak seperti halnya belajar menurut
perspektif behavioris dimana perilaku manusia tunduk pada peneguhan dan
hukuman, pada perspektif kognitif ternyata ditemui tiap individu justru
merencakan respons perilakunya, menggunakan berbagai cara yang bisamembantu dia
mengingat serta mengelola pengetahuan secara unik dan lebih berarti. Teori
belajar yang berasal dari aliran psikologi kognitif ini menelaah bagaimana
orang berpikir, mempelajari konsep dan menyelesaikan masalah. Hal yang menjadi
pembahasan sehubungan dengan teori belajar ini adalah tentang jenis pengetahuan
dan memori.
Jenis Pengetahuan
Menurut pendekatan kognitif yang mutakhir, elemen terpenting dalam
proses belajar adalah pengetahuan yang dimiliki oleh tiap individu kepada
situasi belajar. Dengan kata lain apa yang telah kita diketahui akan sangat
menentukan apa yang akan menjadi perhatian, dipersepsi, dipelajari, diingat
ataupun dilupakan. Pengetahuan bukan hanya hasil dari proses belajar
sebelumnya, tapi juga akan membimbing proses belajar berikutnya. Berbagai riset
terapan tentang hal ini telah banyak dilakukan dan makin membuktikan bahwa
pengetahuan dasar yang luas ternyata lebih penting dibanding strategi belajar
yang terbaik yang tersedia sekalipun. Terlebih bila pengetahuan dan wawasan
yang luas ini disertai dengan strategi yang baik tentu akan membawa hasil lebih
baik lagi tentunya.
Perspektif kognitif membagi jenis pengetahuan menjadi tiga bagian,
yaitu:
·
Pengetahuan Deklaratif, yaitu pengetahuan yang bisa dideklarasikan
biasanya dalam bentuk kata atau singkatnya pengetahuan konseptual.
·
Pengetahuan Prosedural, yaitu pengetahuan tentang tahapan yang harus
dilakukan misalnya dalam hal pembagian satu bilangan ataupun cara kita
mengemudikan sepeda, singkatnya “pengetahuan bagaimana”.
·
Pengetahuan Kondisional, adalah pengetahuan dalam hal “kapan dan
mengapa” pengetahuan deklaratif dan prosedural digunakan.
Pengetahuan deklaratif rentangnya
sangat beragam, bisa berupa pengetahuan tentang fakta (misalnya, bumi berputar
mengelingi matahari dalam kurun waktu tertentu), generalisasi (setiap benda
yang di lempar ke angkasa akan jatuh ke bumi karena adanya gaya gravitasi),
pengalaman pribadi (apa yang diajarkan oleh guru sains secara menyenangkan)
atau aturan (untuk melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan pada pecahan
maka pembilang harus disamakan terlebih dahulu).
Menyatakan proses penjumlahan atau
pengurangan pada bilangan pecahan menunjukkan pengetahuan deklaratif, namun
bila siswa mampu mengerjakan perhitungan tersebut maka dia sudah memiliki pengetahuan
prosedural. Guru dan siswa yang mampu menyelesaikan soal melalui rumus tertentu
atau menterjemahkan teks bahasa Inggris adalah contoh kemampuan pengetahuan
prosedural lainnya. Seperti halnya siswa yang mampu berenang dalam
satu gaya tertentu, berarti dia sudah menguasai pengetahuan
prosedural hal tersebut, dengan kata lain penguasaan pengetahuan ini juga
dicirikan oleh praktek yang dilakukan.
Sedangkan pengetahuan kondisional
adalah kemampuan untuk dapat mengaplikasikan kedua jenis pengetahuan di atas.
Dalam menyelesaikan persoalan perhitungan kimia misalnya, siswa harus dapat
mengidentifikasi terlebih dahulu persamaan apa yang perlu dipakai (pengetahuan
deklaratif) sebelum melakukan proses perhitungan (pengetahuan prosedural).
Pengetahuan kondisional ini jadinya merupakan hal yang penting dimiliki siswa,
karena menentukan penggunaan konsep dan prosedur yang tepat. Terkadang siswa
mengetahui fakta dan dapat melakukan satu prosedur pemecahan masalah tertentu,
namun sayangnya mengaplikasikannya pada waktu dan tempat yang kurang tepat.
Hal yang sangat penting jadinya untuk
mengidentifikasi jenis pengetahuan ini bagi guru ketika mengajar. Mempelajari
informasi tentang pokok bahasan tertentu tidak selalu menyebabkan siswa akan
menggunakan informasi tersebut. Tidak juga latihan menyelesaikan banyak soal
pada topik bahasan tertentu, akan membantu mereka memahami satu prinsip lebih
mendalam. Mengetahui sesuatu topik, mengetahui prosedural penyelesaian masalah
serta tahu kapan dan mengapa menggunakan pengetahuan tersebut adalah hasil
belajar yang berbeda-beda, dan tentu saja ini perlu diajarkan dengan cara yang
berbeda pula.
Model Pengolahan Informasi
Untuk menggunakan tiga jenis
pengetahuan di atas, tentunya kita harus dapat mengingatnya dengan baik. Hal
berikutnya teori belajar yang dibahas dalam perspektif kognitif ini adalah
tentang bagaimana individu mengingat dan bagian apa saja dari memori yang
bekerja dalam proses berpikir seperti pada pemecahan masalah. Model pengolahan
informasi merupakan salah satu model dari perspektif teori belajar ini yang
menjelaskan kerja memori manusia sesuai dengan analogi komputer, yang meliputi
tiga macam sistem penyimpanan ingatan: memori sensori, memori kerja dan memori
jangka panjang.
Memori Sensori adalah sistem mengingat stimuli secara cepat sehingga analisis
persepsi dapat terjadi.
Memori Kerja atau memori jangka pendek, menyimpan lima sampai
sembilan informasi pada satu waktu sampai sekitar 20 detik, yang cukup lama
untuk pengolahan informasi terjadi. Informasi yang dikodekan (decode) serta
persepsi tiap individu akan menentukan apa yang perlu disimpan di memori kerja
ini.
Memori Jangka
Panjang menyimpan informasi yang sangat besar dalam waktu
yang lama. Informasi di dalamnya disimpan dalam bentuk secara verbal dan visual.
Memori Sensori
Memori sensori adalah sistem yang
bekerja seketika melalui alat indera dinama kita memberikan arti kepada stimuli
yang datang dinamakan persepsi. Arti yang diberikan berasal
dari realitas objektif serta dari pengetahuan kita sebelumnya. Contohnya, suatu
symbol ‘l’ akan dipersepsi sebagai huruf alpabet tertentu kalau kita
menggolongkannya dalam urutan j, k. l, m; namun dalam kesempatan
berbeda seperti l, 2, 3, 4 maka symbol yang sama bermakna angka satu.
Memori sensori akan menangkap stimuli dan mempersepsi, atau memberikan makna;
dalam hal ‘l’ konteks dan pengetahuan kita akan menentukan makna yang akan
diberikan, bagi seseorang yang tidak mempunyai pengetahuan tentang angka atau
huruf, maka symbol itu kemungkinan tidak bermakna apapun. Misalnya teks yang
Anda baca saat ini akan dipersepsi berbeda oleh orang lain yang tidak mengerti
bahasa Indonesia ataupun yang buta huruf, walaupun matanya melihat deretan
simbol yang sama seperti Anda; ataupun saat kita membaca huruf kanji dari koran
berbahasa Jepang dimana kita tidak punya kemampuan untuk memahaminya. Memori
sensori tidak hanya bekerja untuk simbol saja namun juga dalam hal warna,
gerakan, suara, bau, suhu dan lainnya yang semuanya harus dipersepsi secara
simultan. Namun karena keterbatasan kemampuan, kita hanya dapat memfokuskan
pada beberapa stimuli saja dan mengingkari yang lainnya. Hal ini menunjukkan
bahwa perhatian sangatlah selektif; dengan kata lain saat perhatian penuh
sangat diperlukan, biasanya stimuli lainnya akan ditolak.
Perhatian adalah tahap pertama dalam
belajar. Siswa tidak dapat memahami apa yang mereka tidak kenali atau tidak
dapat dipersepsi. Tentunya banyak faktor yang mempengaruhi perhatian siswa.
Tampilan atau aksi yang dramatis dapat mencuri perhatian siswa pada awal
pembelajaran. Cara lainnya adalah melalui perlakuan pada kata yang diucapkan
atau ditulis oleh guru dengan warna yang kontras, digaris bawahi atau ditandai;
memangil siswa secara acak, memberikan kejutan siswa, menanyakan hal yang
menantang, memberikan masalah yang dilematis, mengubah metoda mengajar dan
tugas, mengubah frekuensi suara dan jedanya akan dapat membantu menarik
perhatian dari siswa. Namun menarik perhatian siswa adalah hal pertama, membuat
mereka untuk tetap fokus pada pelajaran dan tugasnya juga hal yang kritis
berikutnya harus dilakukan oleh guru.
Memori Kerja
Saat stimulus dipersepsi dan diubah
menjadi suatu pola gambar atau suara, informasi yang didapat menjadi tersedia
untuk proses selanjutnya. Memori kerja adalah tempat dimana informasi baru ini
berada dan digabungkan dengan pengetahuan yang berasal dari memori jangka
panjang. Kapasitas memori kerja ini sangat terbatas, dari berbagai eksperimen
kapasitas yang dapat disimpan sekitar lima sampai sembilan hal baru
dalam satu waktu. Satu nomor telepon sepanjang tujuh desimal dapat diingat oleh
rata-rata manusia dewasa, namun hal yang berbeda bila disuruh untuk mengingat
dua buah nomor telepon (14 desimal). Kita tidak dapat memanggil kedua nomor
telepon tadi karena terbatasnya kapasitas memori kerja ini. Hal lainnya dari
memori kerja ini adalah waktu yang digunakannya pun hanya sekitar 5 sampai 20
detik saja. Namun walaupun begitu waktu tersebut sangat cukup misalnya untuk
mengingat dan memahami apa yang anda baca dalam bagian awal kalimat ini sebelum
mencapai akhir kalimat. Tanpa adanya memori kerja, kita tidak bisa memahami
susunan kata dalam satu kalimat dan gabungan antara kalimat yang berdekatan.
Karena sedikit dan sempitnya memori
ini bekerja, maka jenis memori ini harus terus diaktifkan, kalau tidak maka
informasi yang didapat menjadi hilang. Supaya apa yang diingat bisa lebih
panjang dari 20 detik, kebanyakan orang memakai strategi tertentu untuk
mengingatnya. Cara yang pertama adalah strategi latihan yang terbagi menjadi
pengelolaan dan elaboratif. Latihan pengelolaan dilakukan dengan pengulangan
informasi di pikiran anda. Sepanjang anda terus melakukan pengulangan
informasi, hal itu akan berada di memori kerja. Cara ini dapat berguna untuk
mengingat sesuatu, seperti nomor telepon, yang kemudian untuk dipergunakan dan
setelah itu tidak perlu diingat lagi. Cara latihan elaboratif adalah dengan
menghubungkan sesuatu yang baru dengan apa yang sudah diketahui, yaitu
informasi yang sudah terdapat di memori jangka panjang. Latihan elaboratif ini
tidak hanya meningkatkan memori kerja, tetapi membantu memindahkan informasi
memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Cara kedua adalah dengan
pengelompokkan (chunking) yang dipergunakan untuk menanggulangi
terbatasnya kapasitas memori kerja. Banyaknya bit informasi, bukannya ukuran
setiap bit, adalah sisi keterbatasan memori kerja. Kita dapat mengingat
informasi lebih banyak jika dapat mengelompokkan tiap-tiap bit menjadi unit
yang berarti. Deretan enam angka seperti 1, 5, 1, 8, 2, dan 0 akan lebih mudah
diingat dalam bentuk dua digit (15, 18 dan 20) atau tiga digit (151, 820). Jika
dilakukan cara ini, maka kita cukup perlu mengingat dua atau tiga
informasi saja dalam satu waktu dibanding enam buah.
Memori Jangka Panjang
Informasi memasuki memori kerja
dengan cepat, namun untuk dapat disimpan di memori jangka panjang membutuhkan
usaha tertentu. Dalam memori jangka panjang inilah berbagai informasi disimpan
dan dihubungkan dalam bentuk gambaran dan skema, suatu pola struktur data yang
membuat kita bisa menggabungkan informasi kompleks yang sangat besar, membuat
kesimpulan dan memahami informasi baru. Bila kapasitas memori kerja sangat
terbatas, namun kapasitas memori jangka panjang dapat dikatakan hampir tak
terbatas. Kebanyakan kita tidak pernah menghitung kapasitasnya, dan saat
satu informasi secara aman sudah disimpan, akan tetap ada disana dalam waktu
yang tak terbatas. Secara teoritis walaupun kita mampu untuk mengingat sebanyak
yang kita mau namun tantangannya justru adalah memanggilnya yaitu mendapatkan
informasi yang tepat sesuai keinginan. Akses pada informasi membutuhkan waktu
dan usaha karena kita harus mencarinya dalam lautan informasi yang luas dalam
memori jangka panjang, dan informasi yang jarang dipakai biasanya akan makin
sulit untuk ditemukan.
Terdapat tiga jenis memori jangka panjang, yaitu: episodik, prosedural
dan semantik.Episodik adalah jenis memori yang berhubungan dengan
informasi pada waktu dan tempat tertentu, khususnya ingatan yang bersifat
pribadi. Memori jenis ini bersifat teratur, contohnya kita bisa menceritakan
detail percakapan, atau jalannya cerita dari satu film. Memori yang berhubungan
dengan bagaimana melakukan sesuatu disebut memori prosedural. Untuk mempelajari
suatu prosedur seperti mengendarai sepeda, namun setelah dipelajari,
pengetahuan ini dapat terus diingat dalam waktu yang lama. Biasanya makin
sering satu prosedur dilakukan, maka makin otomatis reaksi yang dilakukan.
Sedangkan semantik memori adalah memori untuk pemahaman, yaitu memori untuk
konsep, prinsip dan hubungannya; dua hal yang disimpan dalam semantik memori
disebut dengan imaji dan skema. Imaji adalah representasi yang didasarkan pada
persepsi visual terhadap struktur informasi. Pada saat kita membentuk bayangan
tertentu kita mengingat atau mengkreasi kembali karakteristik fisik dan
struktur spasial dari informasi. Imaji dapat berguna misalnya dalam
menyusun keputusan praktis bagaimana menempatkan meja di satu ruangan atau
jalur yang akan di tempuh ke satu lokasi. Sedangkan skema adalah stuktur
pengetahuan abstrak yang mengatur sejumlah besar informasi. Skema adalah pola
atau panduan untuk memahami kejadian, konsep atau keterampilan.
Untuk memanggil dan menambah informasi di memori jangka panjang, kita
dibantu dengan elaborasi, organisasi dan penggunaan konteks. Elaborasi
adalah memberikan arti pada infrormasi baru dengan menghubungkannya dengan
pengetahuan yang sudah ada. Dengan kata lain, kita menerapkan skema yang ada
dan melukiskannya pada pengetahuan sebelumnya untuk membentuk pemahaman yang
baru saat kita memperbaiki pengetahuan yang ada. Terkadang elaborasi terjadi
secara otomatis, misalnya saat guru menerima info baru tentang pengalaman yang
sudah dipahaminya, maka dia akan langsung mengaktifkan pengetahuan yang ada dan
memberikan pemahaman yang lebih baik serta lengkap. Informasi yang dielaborasi
ketika pertama dipelajari mudah untuk dipanggil karena elaborasi adalah bentuk
pengaktifan memori kerja yang membuat informasi terus aktif untuk kemudian
disimpan di memori jangka panjang. Elaborasi juga membangun hubungan tambahan
pada pengetahuan yang sudah dipunyai. Makin banyak informasi dihubungan dengan
hal lainnya, makin banyak peta jalan tersedia untuk diikuti dalam mencari
sumber pengetahuan aslinya. Makin sering seorang individu mengelaborasi ide
baru, maka dia akan membuatnya dengan bahasa dia sendiri yang menyebabkan makin
baiknya pemahamannya dia tentang pengetahuan tersebut. Kita membantu siswa
dalam elaborasi dengan menyuruh mereka menuliskan informasi sesuai dengan kata
yang mereka susun sendiri atau dengan membuat contoh yang relevan. Hal yang
sebaliknya bisa terjadi, saat siswa melakukan elaborasi informasi baru dengan
menghubungkannya ke hal yang tidak tepat dan mengembangkan penjelasan yang
rancu, maka miskonsepsi ini pun akan disimpan dan terus diingat oleh siswa.
Organisasi pengetahuan yang dimiliki juga meningkatkan belajar. Bahan
ajar yang terorganisir dengan baik tentunya akan lebih mudah dipelajari
dibandingkan yang tidak teratur, khususnya bila informasi didalamnya juga kompleks.
Menempatkan konsep dalam suatu struktur membantu anda belajar dan mengingat
baik untuk definisi umum dan contoh spesifiknya.
Konteks adalah elemen lainnya dari proses yang mempengaruhi belajar.
Aspek fisik dan emosional dari konteks dipelajari bersamaan degan informasi
lainnya. Ketika anda mencoba mengingat satu informasi, hal itu akan
dibantu jika konteks yang ada mirip dengan dengan kondisi kita
mendapat informasinya. Sehingga mengkondisikan suasana test sebelum ujian yang
sesungguhnya akan berpengaruh memperbaiki kinerja. Tentu saja kita tidak bisa
selalu pergi ke tempat yang sama saat anda mulai memahami suatu hal, namun
kalau anda dapat menggambarkannya secara mental hal tersebut anda dapat
meningkatkan daya ingat anda.
Disadur secara bebas dari:
Hoy, W. K., & Miskel, C. G. (2005). Educational
Administration (seventh ed.). New York: McGraw Hill.
No comments:
Post a Comment