Makalah Tentang Emas (Aurum)

Haiiiii sobat
saya akan berbagi tentang AURUM (EMAS)............ sekarang kita akan bahas emas yang menjadi harta berharga di semua kalangan apalagi emas 24 karat, hehehehe. tapi maaf sobat bukan itu melainkan pengertian EMAS secara ILMIAH. Berikut ada contoh makalah yang saya coba susun sendiri.
Selamat Membaca dan semoga bermanfaat...............

BAB I
Pendahuluan
A.  Latar Belakang
Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au (bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalen dan univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile". Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di bebatuan dan di deposit alluvial dan salah satu logam coinage. Kode ISOnya adalah XAU. Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat celcius.
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya >20%.

B.  Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan:
a.    Memenuhi tugas mata kuliah Kimia Dasar II.
b.    Untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang unsur Auru (Au) dalam kehidupan sehari – hari.
c.    Dengan adanya makalah kimia unsur ini diharapkan dapat bermanfaat bagi yang membaca khususnya dan semua pihak pada umumnya.




BAB II
Kajian Materi
A.  Emas
Emas ialah unsur kimia dalam sistem periodik unsur yang mempunyai simbol Au (L. aurum) dan nombor atom 79. Emas merupakan logam lembut, berkilat, berwarna kuning, padat, mudah ditempa, udah ditarik, logam peralihan (trivalen dan univalen), dan stabil, emas tidak bertindak bereaksi dengan kebanyakan bahan kimia. Walau bagaimanapun emas dapat bereaksi dengan klorin, fluorin dan akua regia. Logam ini selalunya hadir dalam bentuk bongkahan dan butiran batuan dan pendaman aluvial.

B.  Sejarah emas
Emas telah diketahui sebagai sangat berharga sejak zaman prasejarah lagi.
Emas dikenal antara lain di Mesopotamia dan Mesir. Pada abad pertengahan, begitu kuat orang mendambakan emas, sehingga lahir ilmu alkimia, dengan tujuan membuat emas. Manusia modern berhasil mencapai cita-cita itu dengan mengekstrak emas dari air laut dan mengubah timbel atau merkurium menjadi emas dalam mempercepat partikel. Namun emas yang murah tetaplah emas alamiah yang harus ditambang.

Emas telah lama dianggap sebagai logam yang paling  berharga, dan  nilainya telah digunakan  sebagai  standart  untuk  banyak mata uang  dalam sejarah. Emas telah digunakan  sebagai  symbol kemurnian,  nilai tinggi,  kerajaan,  dan  lebih-lebih lagi peranan yang mengaitkan sifat-sifat tersebut.

Tujuan utama ahli alkimia adalah untuk menghasilkan emas dari bahan yang lain, seperti karbon – kemungkinan melalui interaksi dengan sejenis bahan dongeng yang disebut batu bertuah. Meskipun usaha mereka tidak pernah mendapat hasil, namun ahli alkimia telah menaikkan keminatan terhadap bidang melibatkan unsur, yang menjadi asas kepada bidang kimia masa kini.


Simbol mereka untuk emas ialah bulatan dengan titik di tengah-tengah, yang merupakan simbol dalam bidang astrologi. Simbol dalam karakter Cina kuno adalah matahari
. Pada sekitar abad ke-19, pencarian emas muncul kapanpun ketika terdapat pendaman emas dijumpai, termasuklah di California, Colorado, Otago, Australia, Black Hills, dan Klondike.

C.  Perolehan emas
Lautan dunia memiliki jumlah emas yang banyak, tapi konsentrasinya sangat sedikit (mungkin 1 – 2 bagian per miliar). Fritz Haber (Penemu proses Haber dari Jerman) mengusahakan ektraksi komersil emas dari air laut dalam usahnya untuk membantu pembayaran ganti rugi Jerman setelah Perang Dunia I. Sayangnya, perkiraannya pada konsentrasi emas di air laut terlalu tinggi, mungkin tergantung pada cemaran sampel. Usaha untuk memproduksi emas yang sedikit dan harga pemerintahan Jerman lebih jauh dari harga komersil emas. Tidak ada mekanisme komersil yang bagus untuk ektraksi emas dari air laut yang telah diidentifikasi.

Metalurgi adalah proses pengolahan bahan-bahan alam menjadi logam unsur yang selanjutnya menjadi logam dengan sifat-sifat yang diinginkan. Bahan anorganik alam yang ditemukan di kerak bumi disebut mineral.
mtalurgi melalui tiga tahapan, yaitu:
a.         Pemekatan bijih
       Di dalam bijih mengandung batuan tak berharga yang disebut batureja (gangue). Pemekatan bijih bertujuan untuk menyingkirkan sebanyak mungkin batureja. Pemisahan selanjutnya dapat dilakukan dengan cara fisis seperti pengapungan (flotasi) atau penarikan dengan magnet. Bijih yang telah dihancurkan diberi minyak tertentu. Mineral akan melekat pada buih sehingga terlepas dari batureja atau batureja akan melekat pada buih.

b.        Peleburan
       Peleburan (smelting) adalah proses reduksi bijih sehingga menjadi logam unsur yang dapat digunakan. Makin aktif logam makin sukar direduksi, sehingga diperlukan pereduksi yang lebih kuat. Logam yang kurang aktif sepeti tembaga dan emas dapat direduksi hanya dengan pemanasan. Seringkali proses peleburan ditambah dengan fluks, yaitu suatu bahan yang mengikat pengotor dan membentuk zat yang mudah mencair, yang disebut terak.

c.         Pemuaian
Pemurnian (refining) adalah penyesuaian komposisi kotoran dalam logam kasar. Beberapa cara pemurnian:
- Elektrolisis
  Misalnya pemurnian tembaga dan nikel.
- Destilasi
  Misalnya pemurnian seng dan raksa.
- Peleburan ulang
  Misalnya pemurnian besi.
- Pemurnian zona
  Yaitu suatu cara modern yang dilaksanakan dalam pemurnian logam.

D.  Sifat Emas
Emas merupakan logam yang sangat berharga karena keberadaannya yang sangat langka di alam, tidak mudah berkarat atau memudar, tahan lama, memiliki warna yang menarik. Emas murni itu halus. Emas biasa dikeraskan dengan mencampurkannya dengan kuningan atau perak. Bagian emas yang terdapat dalam campuran diukur dalam karat. Emas murni memiliki kadar 24 karat. Campuran seimbang bagian emas dan perak adalah 12 karat, emas 18 karat    18/24 berarti emas 75 %. Emas dapat dibentuk jadi lembaran demikian
tipis sehingga tembus pandang.
Emas ialah unsur logam yang berwarna kuning berkilauan tetapi boleh juga berwarna seperti delima atau hitam apabila dibahagi dengan halus. Larukan koloid emas pula mempunyai warna berkeamatan tinggi  yang biasanya warna ungu.
Warna yang terdapat pada emas adalah disebabkan oleh frekuensi plasmon emas yang terletak pada julat penglihatan, mengakibatkan warna merah dan kuning dipantulkan sementara warna biru diserap. Hanya koloid perak mempunyai interaksi yang sama terhadap cahaya, tetapi dalam frekuensi yang lebih pendek, sehingga menyebabkan warna koloid perak menjadi kuning.
Emas juga merupakan logam yang paling mudah ditempa dan ditarik. Satu gram emas boleh ditempa menjadi satu keranjang berukuran panjang satu meter dan lebar satu meter. Emas biasanya dialoikan dengan logam yang lain u
ntuk menjadikannya lebih keras. Emas merupakan penghantar panas dan listrik yang baik, dan tidak dipengaruhi oleh udara dan kebanyakan reagen. Secara kimianya, logam emas tidak boleh diubah oleh panas, kelembapan.
Emas asli mengandungi antara 8% dan 10% perak, tetapi biasanya kandungan tersebut lebih tinggi. Aloi semula jadi dengan kandungan perak yang tinggi dipanggil elektrum. Apabila jumlah perak bertambah, warnanya menjadi lebih putih. Aloi dengan kuprum menghasilkan logam kemerahan, aloi besi berwarna hijau, dan aloi aluminum berwarna ungu. Keadaan pengoksidaan emas yang biasa yang termasuk +1 dan +3.

Sifat-sifat istimewa logam
a.    Kuat
Kecuali raksa, semua berwujud padat pada suhu kamar. Kekerasan dan kekuatan logam dapat ditimgkatkan dengan cara mencampurkan logam dengan logam yang lain atau dengan non logam yang disebut aliase(alloy).

b.    Dapat ditempa dan dapat direnggangkan
Logam tidak hancur bila dipukul. Maka, logam dapat ditempa untuk membuat berbagai perkakas, barang kerajinan atau perhiasan. Logam dapat pula diulur menjadi kawat.

c.     Konduktor  listrik yang baik
Sifat ini yang mendasari penggunaan logam sebagai kabel listrik, serta alat memasak seperti ketel, panci dan kuali

d.   Mengkilap jika di gosok
Loga
m  dimanfaatkan  sebagai  perhiasan  atau  dekorasi  karena  memiliki sifat mengkilap jika digosok.

e.    Pada suhu kamar berwujud padat kecuali raksa (berwujud cair).

E.   Komposisi Emas
Emas dapat ditempa sedemikian tipisnya sehingga tumpukan dari 120000 lembar tidak lebih dari 1 cm tebalnya. 1 gram emas dapat diulur menjadi kawat sepanjang 2,5 km. Secara kimiawi emas tergolong inert sehingga disebut logam mulia. Emas tidak bereaksi dengan oksigen dan tidak terkorosi di udara. Emas juga tidak berekasis dengan asam atau basa apapun. Akan teteapi e
mas dapat larut pada akua regia, yaitu campuran tiga bagian volum asam klorida pekat dan atau bagian volum asam nitrat pekat.
Au(s) + 4HCL (aq) + HNO3(aq) → HAuCl4(aq) + NO (g) + 2H2O(l)

Untuk mendapatkan emas yang keras maka emas dipadukan dengan tembaga atau perak. Kadar emasnya dinyatakan dalam karat atau persen. Emas murni 24 karat. Emas 18 karat berarti 18 bagian emas dan 6 bagian logam lain. Untuk emas merah atau kuning adalah aloi dengan tembaga. Emas putih adalah aloi emas dengan platinum,
 iridium,  nikel,  atau  zink.  Aloi  besi  berwarna  hijau,  dan  aloi  aluminium
Berwarna ungu.             

F.   Produksi Emas
Ekstraksi emas secara ekonomi dapat diperoleh dari nilai biji emas sekecil 0,5 gr/1000 kg (0,5 ppm) rata-rata dengan mudah digali, nilai biji emas khas dalam galian terowongan terbuka yakni  1,5 gr/1000 kg  ( 1   5 ppm ),  nilai biji emas dalam tanah
atau galian batu paling tidak 3 gr/1000 kg (3 ppm).
Nilai biji emas 30 gr/1000 kg (30 ppm) biasanya dibutuhkan sebelum emas dapat dilihat  dengan  mata  telanjang, oleh karena itu dalam kebanyakan galian emas, Anda tidak akan melihat emas apapun.

Sejak tahun 1880-an, Afrika Selatan telah menjadi sumber untuk sebagian besar sediaan emas dunia. Produksi di tahun 1970 dihitung hingga 70 % sediaan dunia, memproduksi sekitar 1000 ton, namun produksi di tahun 2004 hanya 342 ton. Penurunan ini berhubungan dengan bertambahnya kesulitan dalam ektraksi dan faktor ekonomi yang memperngaruhi industri Afrika Selatan. Produser utama lainnya, yakni Kanada, Amerika Serikat, dan Australia Barat. Galian di Dakota Selatan dan Nevada menyediakan dua pertiga emas yang digunakan di Amerika Serikat. Daerah Siberia di Rusia juga terbiasa sebagai negara penting dalam industri galian emas. Ladang Emas Kolar di India adalah contoh lain untuk kota yang sedang dibangun untuk bahan galian emas terbesar di India. Namun, mungkin untuk mendapat sejumlah kecil emas dalam jumlah yang tidak terbatas dengan kecerdasan transformasi nuklir dalam akselerator partikel. Isotop emas menghasilkan kemiripan radioaktif. Tidak ada sama sekali metode secara ekonomi yang mungkin untuk membuat emas dengan cerdas yang telah ditemukan dan dipublikasikan. Emas dipisahkan daripada bijihnya menggunakan sianida, amalgam, dan peleburan. Pemurnian logam biasanya dijalankan menggunakan elektrolisis. Logam ini terdapat di dalam air laut pada kepekatan 0,1 - 2 mg/ton bergantung kepada kedudukan sampel. Walau bagaimanapun, sehingga kini yaitu tahun 2006 tidak terdapatnya apa-apa  cara  yang boleh memberi hasil keuntungan sekiranya emas diperoleh selain dari air laut.

G.  Pemurnian Emas
Pemurnian emas dilakukan dengan cara sianidasi langsung, sianidasi dengan karbon. Proses pemurnian ini didasarkan pada proses yang terdiri dari biji dengan suatu larutan natrium sianida atau suatu ekivalen sianida lalu setelah memisahkan larutan dari pengotor, presipitasi emas, biasanya dilakukan dengan zink atau aluminium dan kadang-kadang dengan logam lain.

Persamaan reaksi yang umum digunakan untuk pemisahan emas dalam larutan alkali sianida adalah:
2Au + 4CN- + ½O2 + H2O → 2[Au(CN)2]- + 2OH-
Mekanisme reaksi ini adalah mekanisme elektrokimia. Hidrogen peroksidan telah dideteksi dalam larutan sianida di mana emas telah terpisah secara cepat, dan observasi ini menunjukkan bahwa beberapa emas kemungkinan terpisah melalui sepasang reaksi yang melibatkan pembentukan pertama hidrogen peroksida.
2Au + 4CN- + O2 + H2O → 2[Au(CN)2]- + 2OH- + H2O2
Lalu hidrogen peroksida bereaksi dengan beberapa emas dan sianida.
2Au + 4CN- + H2O2 → 2[Au(CN)2]- + 2OH-

Hanya univalen emas yang diperoleh dalam larutan sianida, sehingga pemisahan oksigen pada tekanan atmosfer tidak dapat mengoksidasinya. Oksigen dari udara adalah agen pengoksidasi untuk memisahkan emas dalam suatu larutan sianida. Setelah emas dipisahkan dari larutan sianida dan dari residunya, langkah selanjutnya adalah memurnikan emas sambil menyimpan larutan untuk dipakai kembali. Presipitan yang digunakan adalah zink, yang menggantikan emas dalam larutan sianida melalui suatu reaksi:
2[Au(CN)2]- + Zn → 2Au + [Zn(CN)4]2-
Presipitan  lain  yang  dipakai  adalah  aluminium,  yang lebih sederhana daripada zink dan meregenasi sianida secara langsung.
2[Au(CN)2]- + 3OH- + Al → 3Au + 6CN- + Al(OH)3

Emas biasanya juga dimurnikan dari larutan sianida melalui elektrolisis. Proses ini melibatkan penggunaan ;arutan alkali sianida sebagai elektrolit dalam suatu sel di mana besi merupakan suatu anoda dan aluminium pada katoda. Reaksi sel yang terjadi adalah
2[Au(CN)2]- + 2OH- → 2Au + 4CN- + H2O + ½O2

Pada proses sianidasi, logam zink akan mengendapkan emas dari larutan sianida. Dalam sianidasi dengan karbon, bijih emas dilumat menjadi bubur dan emasnya dilarutkan dalam larutan sianida. Kemudian ditambahkan karbon aktif untuk mengadsorpsi ion-ion kompleks emas. Karbon ini dipisahkan dari bubur emas dengan suatu teknik penapisan. Akhirnya emas dilepaskan  dari  karbon dengan memasukkan
Karbon dalam larutan sianida.
Emas dipisahkan dari larutan berdasarkan reaksi:
4Au + 8CN- + H2O + O2 → 4[Au(CN)2]- + 4OH-
2[Au(CN)2]- + Zn → 2Au + [Zn(CN)4]2-
Emas diperoleh dari beberapa proses di atas masih dikotori oleh logam zink. Emas murni diperoleh dengan cara elektrolisis atau pelarutan pengotor dalam H2SO4 atau HNO3.

H.  Reaksi Kimia Unsur
Tingginya nilai potensial reduksi emas mengakibatkan logam ini selaku terdapat di alam dalam keadaan bebas. Untuk keperluan ektraksi dari bijihnya, proses dengan melibatkan senyawa sianida dapat diterapkan seperti halnya pada ekstraksi logam perak. Emas membentuk berbagai senyawa kompleks, tetapi hanya sedikit senyawa anorganik sederhana. Emas (I) oksida, Au2O, adalah salah satu senyawa yang stabil dengan tingkat oksidasi +1, seperti halnya tembaga, tingkat oksidasi +1 ini hanya stabil dalam senyawa padatan, karena semua larutan garam emas (I) mengalami disproporsionasi menjadi logam emas dan ion emas (III) menurut persamaan reaksi:
3Au+(aq) → 2Au(s) + Au3+(aq)

1.    Reaksi emas dengan udara
Logam emas  stabil di udara di bawah  kondisi normal.  Namun emas terurai dalam larutan sianida dalam tekanan udara.

2.    Reaksi emas dengan air
Emas tidak bereaksi dengan air.

3.    Reaksi emas dengan halogen
Logam emas bereaksi dengan klorin, Cl2, atau bromin, Br2, untuk membentuk trihalida emas (III) klorida, AuCl3, atau emas (III) bromida, AuBr3.
2Au(s) + 3Cl2(g) → 2AuCl3(s)
2Au(s) + 3Br2(g) → 2AuBr3(s)
AuCl3 dapat larut dalam asam hidroksida pekat menghasilkan ion tetrakloroaurat (III), [AuCl4]-, suatu ion yang merupakan salah satu komponen dalam “emas cair”, yaitu suatu campuran spesies emas dalam larutan yang akan mengendapkan suatu film logam emas jika dipanaskan.
Di lain pihak, logam emas bereaksi dengan iodin, I2, untuk membentuk monohalida, emas (I) iodida, AuI.
2Au(s) + I2(g) → 2AuI(s)

4.    Reaksi emas dengan asam
Logam emas terurai dalam akua regia, campuran asam klorida, HCl, dan asam nitrat pekat, HNO3, dengan perbandingan 3:1. Nama akua regia diciptakan oleh alkemis karena kemampuannya untuk menguraikan “raja logam”.

5.    Reaksi emas dengan basa
Emas tidak bereaksi dengan larutan basa.

I.     Kegunaan Emas
Emas murni adalah terlalu lembut untuk kegunaan biasa, oleh itu logam ini ditambahkan kekerasannya dengan mengaloikannya bersama perak (argentum), tembaga (kuprum) dan logam-logam lain. Emas dan pelbagai jenis aloi emas biasanya digunakan dalam pembuatan perhiasan, pembuatan uang logam, dan sebagai standart pertukaran perdagangan dalam banyak negara. Selain itu, emas dapat menghantarkan listrik dengan amat baik. Ini menjadikan emas muncul sebagai logam industri penting pada akhir abad ke 20.

Kegunaan lain:
1. Emas memainkan beberapa peranan penting dalam pembuatan komputer, alat komunikasi, kapal angkasa, mesin pesawat jet, kapal terbang, dan hasil pengeluaran yang lain.
2. Daya tahan terhadap pengoksidaan membolehkan emas digunakan secara berleluasa dalam pembuatan lapisan nipis elektroplat pada permukaan penyambung elektrik untuk memastikan penyambungan yang baik.
3. Seperti perak, emas boleh membentuk amalgam keras bersama raksa, dan ini kadang kala digunakan sebagai bahan pengisi gigi.
4. Emas koloid (nanopartikel emas) ialah larutan berwarna berkeamatan tinggi yang kini sedang dikaji di dalam makmal-makmal untuk kegunaan perubatan dan biologi (kaji hayat). Ia juga merupakan bentuk yang sering digunakan dalam pengecatan emas pada seramik sebelum seramik dibakar.
5. Asam kloraurik digunakan dalam fotografi untuk memberi toning kepada gambar perak.
6. Dinatrium aurothiomalate digunakan dalam pengobatan artritis rheumatoid (diberikan secara suntikan intra-otot).
7. Isotop emas Au-198, (Waktu paro: 2,7 hari) digunakan dalam pengobatan kanker dan pengobatan penyakit lain.
8. Emas digunakan sebagai bahan pelapisan untuk membolehkan bahan biologi diperhatikan di bawah skan mikroskop elektron.
9. Banyak pertandingan dan penganugerahan, seperti Olimpiade dan Anugerah Nobel, pemenangnya akan meraih medali emas (manakala perak diberikan kepada pemenang kedua, dan perunggu kepada yang ketiga).

J. Bahaya Emas
Badan manusia tidak dapat menyerap logam ini dengan baik dan senyawa emas kebiasaannya tidak begitu beracun. Namun dilaporkan lebih 50% penderita artritis yang dirawat dengan obat yang mengandungi emas mengalami kerusakan hati dan ginjal.





BAB III
Penutup

A.   Kesimpulan
1.  Emas termasuk logam mulia.
2.  Emas termasuk konduktor listrik yang kuat.
3.  Emas adalah logam yang berharga dan paling langka di bandingkan dengan logam lainnya.
4.  Emas digunakan sebagai perhiasan dan juga di gunakan sebagai standar pembayaran pada zaman dahulu.
5.  Jika mengonsumsi emas hingga 50% mengakibatkan kerusakan hati dan ginjal.


MAKALAH tentang GAS HELIUM

Haiiiii sobat
saya akan berbagi tentang GAS HELIUM............ Yak tepat sekali sobat!!!! gas yang digunakan abang penjual balon atau sobat pernah nonton film UP yang rumah diterbankan balon, tapi  bukan itu yang akan aku bahas melainkan pengertian GAS HELIUM secara ilmiah. Berikut ada contoh MAKALAH tentang GAS HELIUM.
Selamat Membaca dan semoga bermanfaat...............

BAB I
Pendahuluan

A.  Latar Belakang
Hingga saat ini, unsur-unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B (golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia. Dalam kehidupan sehari-hari, unsur-unsur kimia banyak membantu kita dalam melaksanakan kegiatan. Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa unsur kimia memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut.

Unsur-unsur yang termasuk golongan VIII disebut gas mulia karena bersifat inert. Sifat ini disebabkan konfigurasi elektronnya yang memiliki elektron terluar sebanyak 8 elektron. Unsur-unsur gas mulia termasuk blok p dan beranggotakan 6 unsur yaitu, He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn. Helium (He) termasuk  unsur kimia yang tak berwarna, tak berbau, tak berasa, tak beracun, hampir inert, monatomik, dan merupakan unsur pertama pada seri gas mulia dalam tabel periodik dan memiliki nomor atom 2.

B.  Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan:
a.    Memenuhi tugas mata kuliah Kimia Dasar II.
b.    Untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang unsur Helium (He) dalam kehidupan sehari – hari.
c.    Dengan adanya makalah kimia unsur ini diharapkan dapat bermanfaat bagi yang membaca khususnya dan semua pihak pada umumnya.



BAB II
Kajian Materi

A.  Helium
Helium adalah unsur kimia dengan nomor atom 2 dan massa atom 4,0026. Unsur bukan logam, tetapi merupakan gas dengan titik beku -272,2° Celcius dan titik didih 268,9 ° Celcisus. Ditemukan pada tahun 1868 oleh P. Janssen dari spectrogram matahari yang diambil pada saat gerhana. Helium banyak bersumber dari alam, tersebar luas di bumi., meskipun umumnya berjumlah kecil. Dapat diperoleh dari gas alam dan banyak logam radioaktif. Penggunaan helium untuk menggelembungkan balon, kromatografi, pengobatan terhadap penyakit pernapasan tertentu, serta sebagai campuran dalam udara buatan untuk astronot dan penyelam. Dalam bentuk cair digunakan sebagai superkonduktor. Symbol kimia untuk helium ini adalah He.
Helium (He) termasuk  unsur kimia yang tak berwarna, tak berbau, tak berasa, tak beracun, hampir inert, monatomik, dan merupakan unsur pertama pada seri gas mulia dalam tabel periodik dan memiliki nomor atom 2. Di Mars hanya sedikit Helium. Titik didih dan titik leburnya merupakan yang terendah dari unsur-unsur lain dan ia hanya ada dalam bentuk gas kecuali dalam kondisi "ekstrem". Kondisi ekstrem juga diperlukan untuk menciptakan sedikit senyawa helium, yang semuanya tidak stabil pada suhu dan tekanan standar. Helium memiliki isotop stabil kedua yang langka yang disebut helium-3. Sifat dari cairan varitas helium-4; helium I dan helium II; penting bagi para periset yang mempelajari mekanika kuantum (khususnya dalam fenomena superfluiditas) dan bagi mereka yang mencari efek mendekati suhu nol absolut yang dimiliki benda (seperti superkonduktivitas).
Helium adalah unsur kedua terbanyak dan teringan di jagad raya dan salah satu unsur yang diciptakan pada saat nukleosintesis Big Bang. Dalam Jagad Raya modern hampir seluruh helium baru diciptakan dalam proses fusi nuklir hidrogen di dalam bintang. Di Bumi, unsur ini diciptakan oleh peluruhan radioaktif dari unsur yang lebih berat (partikel alfa adalah nukleus helium). Setelah penciptaannya, sebagian darinya terkandung di udara (gas alami) dalam konsentrasi sampai 7% volume. Helium dimurnikan dari udara oleh proses pemisahan suhu rendah yang disebut distilasi fraksional.

B.  Sejarah Helium
(Yunani helios= matahari). Janssen menemukan bukti keberadaan helium pada saat gerhana matahari total tahun 1868 ketika dia mendeteksi sebuah garis baru di spektrum sinar matahari. Lockyer dan Frankland menyarankan pemberian nama helium untuk unsur baru tersebut. Pada tahun 1895, Ramsay menemukan helium di mineral cleveite uranium. Pada saat yang bersamaan kimiawan Swedia Cleve dan Langlet menemukan helium di cleveite. Rutherford dan Roys pada tahun 1907 menunjukkan bahwa partikel-partikel alpha tidak lain adalah nukleus helium.
Pada 1868, astronom Perancis Pierre Jules César Janssen mendeteksi pertama kali helium sebagai signatur garis spektral kuning yang tak diketahui dari cahaya dari gerhana matahari. Sejak itu kandungan helium besar banyak ditemukan di ladang gas alam di Amerika Serikat, yang merupakan penyedia gas terbesar. Helium digunakan dalam kriogenik, sistem pernafasan laut dalam, untuk mendinginkan magnet superkonduktor, dalam "penanggalan helium", untuk pengembangan balon, untuk mengangkat kapal udara dan sebagai gas pelindung untuk penggunaan industri (seperti "pengelasan busar") dan penumbuhan wafer silikon). Menghirup sejumlah kecil gas ini akan menyebabkan perubahan sementara kualitas suara seseorang.
C.  Sifat-sifat Gas Helium
a.    Sifat Fisika
Sifat Keperiodikan
He
Nomor atom
2
Elektron valensi
1s2
Jari-jari atom
0,93
Energi ionisasi (kJ/mol)
2.640
Densitas (kg/m3)
0,18
Titik didih ( )
-268,6
Titik leleh ( )
-272
Afinitas elektron (kJ/mol)
48

b.    Sifat Kimia
·      Sukar bereaksi (bersifat inert) karena konfigurasi elektronnya stabil.
·      Sedikit larut dalam air.
Helium memiliki titik lebur paling rendah di antara unsur-unsur dan banyak digunakan dalam riset suhu rendah (cyrogenic) karena titik leburnya dekat dengan 0 derajat Kelvin. Juga, unsur ini sangat vital untuk penelitian superkonduktor.
Dengan menggunakan helium cair, Kurti dkk. beserta yang lainnya telah berhasil mencapai suhu beberapa mikrokelvin dengan proses adiabatic demagnitization nukleus tembaga.
Helium memiliki sifat-sifat unik lainnya, yaitu sebagai satu-satunya benda cair yang tidak bisa diubah bentuknya menjadi benda padat hanya dengan menurunkan suhu. Unsur ini tetap dalam bentuknya yang cair sampai 0 derajat Kelvin pada tekanan normal, tetapi akan segera berbentuk padat jika tekanan udara dinaikkan. 3He dan 4He dalam bentuk padat sangat menarik karena keduanya dapat berubah volume sampai 30% dengan cara memberikan tekanan udara.
Specifikasi panas helium sangat tinggi. Berat jenis gas helium pada titik didih normal juga sangat tinggi. Molekul-molekul gasnya mengembang dengan cepat ketika dipanaskan ke suhu ruangan. Sebuah bejana yang diisi dengan gas helium pada 5 dan 10 Kelvin harus diperlakukan seakan-akan berisikan helium cair karena perubahan tekanan yang tinggi yang berasal dari pemanasan gas ke suhu ruangan.
Secara normal, helium memiliki 0 valensi, tapi ia juga memiliki tendensi untuk menggabungkan diri dengan unsur-unsur lainnya. Cara membuat helium difluorida telah dipelajari dan senyawa HeNe dan ion-ion He+ dan He+ + juga telah diteliti.
D.  Isotop-isotop helium
Ada 7 isotop helium yang diketahui: helium cair (He-4) yang muncul dalam dua bentuk: He-4I dan He-4II dengan titik transisi pada 2.174K. He-4I (di atas suhu ini) adalah cair, tetapi He-4II (di bawah suhu tersebut) sangat berbeda dari bahan-bahan kimia lainnya. Helium mengembang ketika didinginkan, konduktivitas kalornya sangat tinggi, dan konduksi panas atau viskositasnya tidak menuruti peraturan-peraturan biasanya.

E.  Kegunaan
·         Sebagai gas mulia tameng untuk mengelas
·         Sebagai gas pelindung dalam menumbuhkan kristal-kristal silikon dan germanium dan dalam memproduksi titanium dan zirconium
·         Sebagai agen pendingin untuk reaktor nuklir
·         Sebagai gas yang digunakan di lorong angin (wind tunnels)
Campuran helium dan oksigen digunakan sebagai udara buatan untuk para penyelam dan para pekerja lainnya yang bekerja di bawah tekanan udara tinggi. Perbandingan antara He dan O2 yang berbeda-beda digunakan untuk kedalaman penyelam yang berbeda-beda.
Helium sangat banyak digunakan untuk mengisi balon ketimbang hidrogen yang lebih berbahaya. Salah satu kegunaan helium yang lain adalah untuk menekan bahan bakar cair roket. Roket Saturn, seperti yang digunakan pada misi-misi Apollo, memerlukan sekitar 13 juta kaki kubik He.
Helium cair yang digunakan di Magnetic Resonance Imaging (MRI) tetap bertambah jumlahnya, sejalan dengan ditemukannya banyak kegunaan mesin ini di bidang kesehatan.

F.   Dampak gas helium
Jika kita menghirup sejumlah kecil gas helium akan menyebabkan perubahan sementara kualitas suara seseorang

G. Ekstraksi helium dari gas alam
Di alam, gas mulia berada dalam bentuk monoatomik karena bersifat tidak reaktif. Oleh karena itu, ekstraksi gas mulia umumnya menggunakan pemisahan secara fisis.
Gas alam mengandung hidrokarbon dan zat seperti CO2, uap air, Helium dan pengotor lainnya. Untuk mengekstraksi helium dari gas alam digunakan proses pengembunan (liquiefaction).
Pada tahap awal, CO2 dan uap air terlebih dahulu dipisahkan, hal ini dikarenakan pada proses pengembunan CO2 dan uap air dapat membentuk padatan yang menyebabkan penyumbatan pipa. Kemudian gas alam diembunkan pada suhu di bawah suhu pengembunan hidrokarbon tetapi di atas suhu pengembunan gas helium. Dengan demikian, diperoleh produk berupa campuran gas yang mengandung ± 50% He, N2, dan pengotor lainnya. Selanjutnya, helium dimurnikan dengan proses sebagai berikut :
a.         Proses kriogenik (menghasilkan dingin)
Campuran gas diberi lalu didinginkan dengan cepat agar N2 mengembun sehingga dapat dipisahkan. Sisa campuran dapat dilewatkan melalui arang teraktivasi yang akan menyerap pengotor sehingga diperoleh helium yang sangat murni.

b.        Proses absorbsi
Campuran gas dilewatkan melalui bahan penyerap (absorbent bed) yang secara selektif menyerap pengotor. Proses ini menghasilkan helium dengan kemurnian 99,997% atau lebih.


BAB III
PENUTUP

            Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

            Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan - kesempatan berikutnya.

            Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

A.  Kesimpulan
1.    Helium termasuk gas mulia.
2.    Helium adalah unsur ke-2 terbanyak dan teringan di jagad raya ini.
3.    Helium sebagai campuran dengan oksigen sebagai udara buatan untuk astronot dan penyelam.
4.    Titik lebur helium paling terendah di banding unsur lain hampir mencapai 0oK.
5.    Helium termasuk gas yang tidak berbahaya.

B.  Saran
       Unsur-unsur kimia yang ada di jagad raya ini begitu banyak dan beraneka ragam, serta memiliki sifat-sifat yang berbeda pula. Dan kita sebagai generasi muda dan masyarakat pada umumnya, mari kita manfaatkan sebaik-baiknya.




DAFTAR PUSTAKA
Petrucci, Ralph E. 1982. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Ke-4. Jilid 3. Jakarta: Erlangga.